Selamat Datang

dikomunitas

njajar.com

Alamat : Gank Jambu, Surakarta

Info:

http://iklanfree.net/njajarcom.html


My Koleksi

My Koleksi
Pencet aza

Rabu, 20 Januari 2010

Kisah Seorang Pelacur/ Lonte Murahan






Pernahkan Anda dihina, dicibirkan ato dijadikan gunjingan, bahkan
selalu dipojokkan, karena profesi dari ortu? Hal ini pasti akan Anda
rasakan, apabila Anda dilahirkan dari rahim seorang pelacur, sundal,
lonte, PSK, perek, atau nama lain apa sajalah yang dapat mewakili
sebutan seorang penjaja tubuh dan cinta.
ini adalah kisah nyata dari seoran anak yang bernama Abee Pradipta
berasal dari daerah Solo
Abee memang anak seorang pelacur, walaupun ia sendiri tidak ingin
menjadi anak pelacur. Bila ia boleh memilih, pasti ia akan memilih
mempunyai orang tua yang baik-baik, lahir dari suatu perkawinan yang
sah. Tapi, apakah ia punya pilihan? Hidup memang sebuah pilihan,
tetapi tidak untuk memilih dari siapa dan dimana manusia dilahirkan.
Ini sudah takdir dan keinginan yang sudah ditentukan dari sononya
oleh Sang Pencipta. Kita manusia hanya bisa meng-Amin-kannya saja!
Orang sekampung memperlakukan Abee sekeluarga seperti juga penderita
penyakit AIDS. Bukan hanya dicibirkan saja, tetapi dalam keadaan
apapun juga ia selalu disalahkan. Cemohan dan hinaan sebagai anak
pelacur sudah merupakan makanannya sehari-hari. Dan ini sudah
melekat di tubuhnya sejak kecil yang sudah tidak bisa dipisahkan lagi
seperti juga bayangan.
Apabila Abee bertengkar dengan anak tetangga, pasti Abee yg selalu
disalahkan dgn cemohan, “pantas saja anak ini nakal sebab ibunya
juga seorang pelacur. Betapa pedih dan sakitnya hati Abee mendengar
hinaan seperti itu, tapi Abee tidak bisa membela diri. Apakah seorang
anak pelacur harus selalu salah? Apakah Abee tidak bisa menjadi
dirinya sendiri tanpa harus selalu dikaitkan dengan pekerjaan ibunya?
Hinaan ini bukannya hanya berlaku dirumah saja, tetapi disekolahan
atau dimanapun juga Abee berada.
Apabila Abee menceritakan kesedihannya kepada Ibunya, Ibunya hanya bisa
membelai kepalanya dengan lembut, sambil turun air matanya berlinang,
karena ia bisa turut merasakan betapa pedihnya penderitaan Abee
Walaupun Abee tidak dididik menjadi anak soleh, tetapi Ibu selalu
berharap agar anaknya tidak terjerumus, sehingga mengikuti
jejaknya. Nasehat Ibu Abee selalu terngiang dikuping Abee: “Janganlah tiru
jejak kehidupan Emak yang suram ini. Cukup hanya emak sendiri saja
yang terperosok dalam kegelapan, hidup dalam kehinaan, tak punya
harga diri.”
Abee tidak pernah mengenal ayahnya, sedangkan Ibunya sendiripun tak
mengerti siapa bapak sahnya. Ibu Abee menjadi pekerja seks, sebab dia
tidak memiliki apa-apa. Dia tidak mempunyai ijasah atau ketrampilan
yang bisa digunakan untuk mencari uang. Abee yakin menjadi seorang
pekerja seks bukanlah pilihan ibunya, tapi sebuah keterpaksaan.
Jika ada pilihan pekerjaan lain, Abee yakin ibu pasti akan
meninggalkan pekerjaan itu, karena kehidupan serba kekurangan inilah
yang memaksanya menjalani profesi terkutuk. Dan Abee tetap mengasihi
Ibuku seperti juga layaknya anak2 lain mengasihi ibunya, aku tidak
pernah merasa jijik ataupun muak terhadap Ibunya, apakah ini salah?
Emang inilah kenyataan hidupku yang terlahir dari rahim seorang pelacur Pinggir jalanan. Tp apa boleh buat, kenyataan hidup terkadang emang pedih.
Tp msh bnyk temen2ku yang mensuportku, setelah sekian lama aku hidup. Mereka selalu ada untuk menjadi teman curhatku............
To be continue.................

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Good Luck............